Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tak Punya Dana, Bocah Pengidap Tumor Kini Hanya Terbaring di Rumah

IDN Times/Patiar Manurung
IDN Times/Patiar Manurung

Pematangsiantar, IDN Times - Kendala dalam pendanaan, seorang anak berusia 2 tahun 4 bulan dari pasangan Mustika Putra Hutagalung-Kristina Romauli Ritonga tak dapat menangani penanganan medis seperti yang diharapkan. 

Warga Jalan Enggang, Kelurahan Sipinggol-pinggol, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar tersebut sudah berupaya bagaimana bisa mendapatkan kesembuhan anak mereka, sekitar tiga bulan terakhir ini tetapi belum menuai hasil.

1. Pertama kali anak usia 2 tahun 4 bulan ini alami perut gembung

IDN Times/Patiar Manurung
IDN Times/Patiar Manurung

Mustika Putra Hutagalung mengatakan, awalnya anak kedua mereka mengalami mencret dan perut gembung sembari demam. Kondisi itu pertama kali tidak terlalu dikuatirkan, tapi mereka membawa anak mereka, Laurez Kristian Hutagalung berobat. Apa yang mereka lakukan sedikit memuaskan, hanya saja gembung dari perut tak kunjung berkurang. 

"Awalnya mencret dan demam, perutnya agak gembung. Kita kira masuk angin biasa dan kita kasih obat serta daun jarak. Tapi usai mencret, perutnya masih gembung. Beberapa hari kemudian perut  anak kita disentuh, barulah diketahui perutnya tidak seperti biasanya. Agak keras" kata Putra Hutagalung, Selasa (6/8).

2. Dokter menyerah karena tumornya ganas

IDN Times/Patiar Manurung
IDN Times/Patiar Manurung

Untuk mendapatkan kepastian, keluarga memilih membawanya ke rumah sakit. Dari sana diketaui ada masalah diginjal, tanggal 8 Mei 2019. Tidak lama dirujuk ke Medan untuk penanganan medis lebih serius.

"Selama dua hari di Medan, anak ini positif diketahui telah mengidap tumor dibagian ginjal. Saat itu belum diketahui apakah tumor ganas atau tidak. Sekitar 3 hari setelah hasil didapatkan, anak ini rujuk kembali ke rumah sakit type A" jelasnya.

Begitu diperiksa lagi, ditemukan ada cairan di paru-paru dan diketahui itu merupakan bagian tumor yang menyebar ke hati. Karena tumor dinilai telah cukup besar, pihak medis tidak berani mengambil tindakan operasi.

"Kata dokter, penanganan tidak bisa lagi" ucapnya dengan menambahkan setelah mendengar penjelasan dokter, kedua orang tua anak tersebut cukup terpukul. 

3. Orang tuanya tak mau menyerah dan berharap ada keajaiban

IDN Times/Patiar Manurung
IDN Times/Patiar Manurung

Namun mereka tak mau menyerah, berharap ada keajaiban dan sekarang ini mereka mengharapkan donatur, kelak anak tersebut bisa di bawah ke Penang, Malaysia

"Kita berharap penanganan medis di sana ada kemajuan kesehatan terhadap anak saya. Kita butuh donatur yang mau menyisihkan rezekinya supaya anak kita ini bisa ditangani. Harapan kita ada jalan keluar, baik dari sisi dana dan kesehatan," terangnya.

4. Tak sanggup melihat anaknya meraung kesakitan

IDN Times/Patiar Manurung
IDN Times/Patiar Manurung

Pasangan suami istri tersebut mengatakan, sebagai orang tua, tidak tahan melihat anaknya yang sering meraung-raung kesakitan. Bahkan, kesakitan itu membuat anaknya kerap menggarut bagian tubuh, sampai-sampai menimbulkan luka. Sesekali meminta minyak untuk dioleskan ke bagian wajah dan tubuh lainnya yang terasa sakit. "Dia garut terus bagian yang sakit sampai ada yang terluka" ucap Romauli Ritonga menimpali penjelasan suaminya.

Walau kata dokter sudah sulit dilakukan penanganan tetapi mereka tak mau berhenti dan tetap berusaha untuk mendapatkan penanganan medis. Rencana mereka, ingin membawa ke Penang, Malaysia.

"Karena ada orang punya pengalaman cerita kepada kita bahwa anaknya mengalami mirip dengan apa yang dialami anak saya. Orang tua dari anak yang cerita ke kami ini membawa anaknya ke Penang. Katanya harus cepat dioperasi, diangkat ginjalnya. Sudah tiga tahun dioperasi sampai sekarang sudah tiga tahun kondisinya sehat," jelasnya penuh harapan.

5. Pemko Siantar belum ada datang untuk memberi perhatian

IDN Times/Patiar Manurung
IDN Times/Patiar Manurung

Sejauh ini, kata ayah anak tersebut, pihak Pemerintah Kota (Pemko) belum ada datang untuk memberi perhatian. Putra Hutagalung yang merupakan karyawan swasta ini menjelaskan, selama ini mereka mengandalkan kartu BPJS Kesehatan. 

 "Soal dana yang selama ini kita pakai, menggunakan BPJS Kesehatan. Kalau ke Penang, pasti dana pribadi. Sementara uang kita tidak mencukupi" katanya.

Ke depan ini, kemungkinan dirinya akan bermasalah dengan pekerjaan karena terkendala masuk kerja. Selama ini masih memanfaatkan cuti lima tahunan dan cuti tahun 2019.

"Saya kerja di Aceh, karena anak lagi sakit terpaksa datang ke sini. Mungkin kalau pimpinan tau kelak saya sering tidak masuk kerja, bisa saja ada konsekuensinya, karena tidak mungkin bisa meninggalkan anak kondisi sakit" jelasnya.

Share
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

article scenario tiga puluh satu

02 Sep 2024, 01:03 WIBNews