Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Segarnya Mandi Limau, Tradisi Sambut Puasa di Tapanuli Tengah

IDN Times/Hendra Simanjuntak
IDN Times/Hendra Simanjuntak

Tapanuli Tengah, IDN Times - Gemericik air Sungai Sibuluan sore itu terlihat menyegarkan. Tidak sedikit orang yang datang ke sana tahan godaan untuk menyeburkan diri ke pemandian alam itu.

Walau siang itu suasana tampak mendung, sungai yang berjarak dua kilometer dari simpang tunggu ikan Sibuluan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah terlihat penuh sesak diserbu warga. 

Setiap tahunnya sungai pemandian alam Sibuluan ini memang selalu ramai dikunjungi warga. Menjelang Ramadan, tidak sedikit warga dari Sibolga-Tapteng datang untuk melakukan tradisi mandi yang disebut Balimau.

"Byurrr..", begitulah lompatan silih berganti dari anak-anak yang mandi sore itu yang sangat riang bisa bermain air. Seperti apa sih Balimau itu?

1. Upacara ritual membersihkan badan dengan jeruk limau

IDN Times/Hendra Simanjuntak
IDN Times/Hendra Simanjuntak

Diketahui, mandi Balimau ini adalah salah satu upacara ritual membersihkan badan dengan jeruk limau. Limau yang dipotong itu diperas lalu dibalurkan ke sekujur tubuh untuk menggantikan sabun.

Jeruk yang biasa dipakai untuk masak itu dianggap bisa membersihkan kulit dan jiwa mereka menjelang masuknya bulan suci Ramadan.

"Tiap tahunnya menjelang bulan puasa, memang selalu ramai disini (Sungai Sibuluan) untuk mandi Balimau," kata Hutagalung sembari mempersiapkan tenda untuk warga.

2. Suasana semakin riuh saat sore hari

Sedari siang pukul 14.00 WIB, sungai Sibuluan sudah mulai ramai dikunjungi warga. Suasana pun kian riuh saat sore menjelang. Ruang gerak berendam semakin sulit, berhimpit. Tapi pengunjung justru menikmatinya.

Waktu yang terus beranjak. Sinar mentari pun kian meredup. Beberapa warga tampak mulai beranjak dari sungai. Acara mandi Balimau pun nampaknya usai sudah.

3. Bukan hal yang diwajibkan, hanya tradisi turun temurun

Meski bukanlah sesuatu yang sakral dan diwajibkan, namun mandi Balimau ini sudah menjadi tradisi yang turun temurun dan terus bertahan di kalangan masyarakat Muslim pesisir pantai barat Sumut.

"Mandi limau ini memang sudah tradisi, yah kita sebagai generasi harus ikut menjaga tradisi itu," kata Tompul, warga Desa Sipan.

Usai menyucikan diri, beberapa warga terlihat bersilahturahmi dengan sesama pengunjung sebelum beranjak pulang. Sungguh tradisi Ramadan yang asyik.

Share
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us

Latest News Sumatera Utara

See More

article scenario tiga puluh satu

02 Sep 2024, 01:03 WIBNews