Kasus Nurul juga berbuntut pada kabar simpang siur di USU. Ada seruan yang meminta menggunakan masker begitu memasuki Fakultas Kedoktera USU agar terhindar dari penularan kuman difteri. Imbauan itu beredar luas di sejumlah media sosial.
Kepala Humas USU Elvi Sumanti membantahnya. Pihaknya sama sekali tidak ada mengeluarkan imbauan tersebut.
"Kami tidak ada imbauan begitu. Memang benar mahasiswi Malaysia yang meninggal karena difteri. Tapi semua sudah ditangani pihak Fakultas Kedokteran USU bersama RS USU, Puskesmas Padangbulan dan Dinas Kesehatan yang menangani hal ini," ungkapnya.
Hal senada dikatakan Kepala Dinkes (Kadinkes) Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan "Tidak harus pakai masker karena KLB difteri itu, lebih baik maskernya digunakan karena kabut asap saat ini. Sebenarnya di kita (Indonesia) endemis difteri, hanya saja, dia (Nurul) dari luar (negeri), jadi dia enggak tahu dan enggak tahan (imunitasnya)," jelasnya.
Untuk diketahui, difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai oleh munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel.
Bila tidak ditangani, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal, atau otak. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa.