Kasubbid Penmas Polda Sumatera Utara, AKBP MP Nainggolan mengatakan, peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (24/8) sore. Saat itu 30 santriwati bersama seorang guru datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengambil bambu.
Tiba-tiba, sekira pukul 15.40 WIB, cuaca yang awalnya cerah mendadak berubah gerimis disertai angin kencang dan petir. Melihat kondisi itu, beberapa dari mereka mencari tempat berteduh di gubuk dan di bawah pohon kelapa sawit.
"Sementara kelima santriwati lain tetap berada di sekitaran pohon bambu. Kemudian petir tiba-tiba menyambar kelimanya hingga mereka terpental dan mengalami luka bakar," kata Nainggolan, Senin (26/8).
"Kemudian kelima korban di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan. Di sana, dua santriwati dinyatakan meninggal dunia dan langsung diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan di desa masing-masing," tambah Nainggolan.