Komunitas PETAI Ajak Masyarakat Memanfaatkan Hutan Tanpa Mendegradasi

Medan, IDN Times - Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI) merupakan komunitas yang mengedukasi warga pinggiran hutan untuk bagaimana bisa memanfaatkan hutan tanpa mendegradasi hutan.
Komunitas yang berawal dari sekadar diskusi kelompok mengkaji kehutanan. Masrizal Saraan dan temannya membentuk komunitas yang dinamakan PETAI pada tahun 2002.
"Jadi di awal-awal kita ini sering diskusi soal kajian hutan. Kemudian pas tamat kuliah bingung mau ke mana. Terus kami pikir bagaimana kalau dilanjutkan saja PETAI ini," cerita Masrizal.
1. Masrizal bentuk komunitas untuk memperkuat kapasitas pemangku kawasan dalam mengelola hutan

Kemudian, Masrizal mencoba membentuk komunitas yang berupaya memperkuat kapasitas pemangku kawasan dalam mengelola hutan. Hal itu berlanjut sampai akhirnya PETAI jadi berbentuk yayasan.
Masrizal mengatakan pengalaman mereka yang kerap masuk ke hutan merumuskan berbagai hal dan solusi kehutanan, kemudian didengar oleh banyak pemangku kawasan hutan.
2. PETAI kerap dipanggil dalam memperkuat kapasitas dan kualitas pemangku kawasan

PETAI pun turun ke beberapa kelompok masyarakat pengelola perhutanan sosial, Taman Nasional, Suaka Margasatwa sampai dengan taman wisata alam. PETAI kerap dipanggil dalam memperkuat kapasitas dan kualitas pemangku kawasan.
"Jadi kita dipanggil itu untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap hutan. Bagaimana hutan yang ada dapat dikelola tanpa mengurangi keasriannya. SDM kita terbatas sementara areal yang dikelola itu sangat luas. Mereka butuh program strategis, sehingga kita datang dan mengedukasi berbagai hal tentang kehutanan," tuturnya.
3. Ajak masyarakat hidup dengan pemberdayaan

Saat ini, PETAI menilai kawasan konservasi hutan di mata PETAI semakin rusak.
"Melihat itu, kita ajak bagaimana agar masyarakat bisa hidup dengan pemberdayaan. Bagaimana kawasan konservasi tidak rusak," ujar Masrizal.
"Bagaimana masyarakat bisa kenyang di luar kawasan konservasi sehingga tidak mencoba masuk ke hutan sehingga hutan pun tidak rusak," katanya.















