Jalur Layang Kereta Medan-Kualanamu Diuji Coba

Medan, IDN Times- Jalur layang kereta api Medan-Kualanamu terus dikebut perampungannya. Saat ini prosesnya sudah masuk dalam tahap uji coba.
"Insya Allah bulan ini. Sekarang sedang tahap-tahap pengujian," ungkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara, Fakhrul Rivai Hasibuan, Senin (8/4).
1. Jalur layang bakal dioperasikan bulan ini

Rencananya, rel layang itu bakal dioperasikan bulan ini. Namun Fakhrul belum bisa memastikan tanggal pasti.
Jalur layang ini adalah yang pertama kali ada di Kota Medan. "Untuk Pastinya, nanti saya kabari kembali," tutur Fakhrul.
2. Pengerjaan sudah rampung 98 persen

Hingga saat ini, perampungan masih dilakukan. Pembangunan stasiun untuk jalur layan di Stasiun Besar Kota Medan, sudah masuk tahap akhir.
Kata Rivai pembangunan fisiknya sudah rampung 98 persen. "Bulan ini, juga sudah selesai seluruhnya dan siap akan dioperasikan untuk melayani masyarakat. Saat ini, sedang dilakukan finishing dan perbaikan," kata Fakhrul.
3. Kurangi frekuensi kereta di jalur bawah hingga 50 persen

Pembangunan jalur layang KA diklaim mampu mengurai kemacetan. Operasional kereta api juga otomatis berkurang di jalur bawah.
"Mungkin setiap setengah jam ada kereta api melintas, karena selesai jalur layang ini. Mungkin per dua jam kereta api melintas di bawah," ujarnya.
4. Kereta ke Kualanamu bisa sampai 70 kali sehari

Dengan jalur layang, operasional kereta ke Bandara Kualanamu, Deliserdang bertambah. Jumlahnya bisa mencapai 70 kali sehari.
Biasanya, kereta bandara yang dioperasikan PT Railink Indonesia hanya 40 kali sehari. Dengan jalur layang waktu tempuh juga semakin ringkas. Dari Medan ke Kualanamu hanya memakan waktu 20 menit.
5. Selain jalur layang, sejumlah stasiun juga diperbaharui

Selain membangun jalur layang, pihaknya juga memperbaharui sejumlah stasiun. Stasiun dibuat lebih longgar dan lebih memberikan akses yang luas kepada penumpang.
Misalnya Stasiun Bandar Klippa. Jaraknya 20 meter dari jalan sehingga sering menimbulkan kemacetan. Stasiun ini dibangun untuk memudahkan akses penumpang.
6. Pembangunan memakan dana Rp 2 triliun

Dalam pembangunan rel layang dan stasiun, termasuk sarana sinyal kereta api memakan biaya mencapai Rp 2 triliun.
Dalam proses pembangunannya cukup banyak dinamika yang terjadi. Salah satunya adalah bentrok antara masyarakat dan pengembang saat pemukiman mereka digusur.
Selain membangun rel layang, Kota Medan juga tengah mengembangkan angkutan massal light rail transit (LRT) yang terintegrasi dengan bus rapid transit (BRT).