Genjot SDM Pariwisata, Sopo Parguruan Diresmikan Pakai Ritual Adat

Toba Samosir, IDN Times - Pengembangan pariwisata Danau Toba harus melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah yang tak sedikit. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk terus menggenjot kualitas SDM.
Masyarakat menjadi bagian penting dalam pengembangan SDM. Mereka juga ingin memberi andil dalam pengembangan Pariwisata.
Seperti yang dilakukan Masyarakat Adat Bius Motung Siopat Marga. Mereka membangun Sopo Parguruan di Desa Motung, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. Motung adalah salah satu desa yang berbatasan dengan zona otorita pariwisata Toba selain dua desa lainnya, Sibisa dan Sigapiton.
Rumah belajar ini nantinya akan dimanfaatkan oleh anak-anak masyarakat mendapatkan pengetahuan tambahan selain dari sekolah. Bahkan, Bupati Toba Samosir Darwin Siagian meminta supaya guru bahasa Inggris didatangkan ke Sopo Parguruan.
“Kita mau SDM kita terus meningkat. Sesuai arahan Pak Presiden Joko Widodo,” kata Darwin dalam pidatonya.
Pembangunan Sopo Parguruan ini sendiri sudah disepakati oleh Raja Bius Siopat Marga. Masyarakat adat yang mendiami Motung sejak dulu.
1. Sopo Parguruan disambut antusias dengan ritual adat

Sopo Parguruan itu rampung dibangun. Bentuknya menyerupai pendopo dengan berbagai ornamen Gorga khas Batak. Sopo dalam etnis batak merupakan tempat pertemuan atau musyawarah warga kampung, tempat menerima tamu dan lainnya.
Di dalam Sopo tersedia berbagai fasilitas. Mulai buku hingga alat musik etnis Batak yang bisa dimanfaatkan oleh muda-mudi desa.
Peresmiannya berlangsung sakral. Karena dilakukan dengan acara adat setempat. Para Raja Bius Siopat Marga berkumpul dan bermusyawarah. Kemudian dilanjut dengan makan bersama serta tarian tortor.
Seluruh warga ikut menari. Merayakan suka cita dengan terbangunnya fasilitas di Desa Motung. Ritual adat seperti ini biasa dilakukan dalam etnis Batak.
2. Masyarakat Motung ingin terus dilibatkan dalam pengembangan pariwisata

Sabar Manurung, Raja Bius Siopat Marga dari keturunan Manurung mengatakan jika warga sebenarnya ingin selalu terlibat dalam pengembangan pariwisata di Toba Samosir. Meski pun di awal, pemerintah belum memahami keinginan masyarakat adat.
“Kami sangat mendukung keberadaan program-program pemerintah terutama di bidang pariwisata. Dengan catatan agar pemerintah bergandeng tangan bersama kami masyarakat adat,” katanya.
Pembangunan Sopo itu juga disambut baik. Warga Motung akan memanfaatkan Sopo Parguruan untuk tempat belajar anak-anak mereka.
“Dengan berdasarkan program pemerintah itulah kita masyarakat adat yang ada di Motung ini menyadari harus mempersiapkan diri generasi muda dan anak-anak. Biar nantinya mereka disiapkan menjadi pelaku pelaku pariwisata,” ungkapnya.
3. Masyarakat adat harus tetap eksis dalam program pembangunan pariwisata

Bagi Sabar program pemerintah untuk pariwisata harus tetap menjaga eksistensi masyarakat adat dengan melibatkan mereka. Dengan pembangunan Sopo Parguruan itu menunjukkan masyarakat adat semakin diakui.
“kita menunjukkan ke pemerintah, khalayak ramai bahwasanya keabsahan masyarakat adat itu tentang keberadaannya, tentang wilayahnya inilah kita buat sebagai bukti di dalam hukum perundang-undangan negara. Maka sudi kiranya negara, bergandengan tangan mengakui keabsahan masyrakat adat di sini,” ujarnya.
4. BOPDT menyambut baik pembangunan Sopo Parguruan

Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) terus melakukan upaya pengembangan di lahan zona otorita. Mereka ingin terus melibatkan masyarakat di dalamnya.
“Ini adalah kelanjutan komitmen kami Badan Otorita Danau Toba Untuk menggiatkan dan merangkul masyarakat di kawasan Danau Toba. Kita tidak ingin berjalan sendiri, kita ingin bersama masyarakat di sekitar lahan otorita. Terutama tiga desa, Sigapiton, Motung dan Sibisa bersama sama kami membangun pariwisata,” ungkap M Tata Ridwanullah, Direktur Destinasi Pariwisata BOPDT disela peresmian.
Sehingga nantinya kata Tata, wisatawan yang hadir juga bisa berwisata di sekitar desa di luar lahan otorita. Jika itu dilakukan, maka akan mengangkat kesejahteraan masyarakat. BOPDT memberikan dukungan berupa pemberian sejumlah alat musik dan buku-buku di dalam Sopo Parguruan.
“Karena itu kita juga memulai pembangunan SDM, sesuai dengan keinginan dari Presiden Jokowi, kita kuatkan SDM tapi infrastruktur tetap berjalan,” ungkapya.
5. Koordinasi dengan Bekraf untuk kemas usaha produk lokal

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan masyarakat adat setempat untuk pelibatan dalam pengembangan pariwisata. Bahkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang kini sudah bergabung di Kemenpar akan melakukan pembinaan pelaku usaha lokal.
“Misalnya soal digitalisasi. Kemudian nanti bagaimana nantinya pengemasannya agar menjadi kreatif. Di Motung ini ada dua yang kami sudah indikasi, kopi dan kesenian. Anak muda di sini sangat aktif untuk tari-tarian dan kesenian lainnya. Nah ini yang nantinya kita harapkan bisa tampil di The Kaldera Toba Nomadic Escape. Kami memiliki area event di The Kaldera,” jelasnya.
“Pemberdayaan masyarakat jadi prioritas kami. Kalau fisik mudah dibangun tapi masyarakat kita ini kedepannya SDM nya harus bangkit,” imbuhnya.