[FOTO] Ulaon Manganjab, Cara Menyembah Sang Pencipta sebelum Ada Agama
Ratusan masyarakat Batak mengikuti Pesta Adat Ulaon Manganjab di Nagori Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, pada Sabtu (18/5).
Ritual berdoa mohon kesuburan pertanian dan tolak bala ini digelar oleh Lembaga Adat Keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita Sihaporas.
Tujuannya sebagai upaya mempertahankan dan melestarikan budaya Batak Toba dalam hal menyembah Sang Pencipta.
Ritual Ulaon Manganjab sudah dilakukan warga adat Batak bahkan sebelum ada agama masuk ke kampung ini. Ritual inilah yang menjadi bentuk penyembahan masyarakat kepada Sang Pencipta alam semesta.
1. Ritual tahunan ini dapat membangkitkan semangat generasi muda cinta akan sejarah perjalanan suku Batak, baik secara umum maupun konteks silsilah marga.
2. Ritual Ulaon Manganjab artinya memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar seluruh tananaman, peliharaan manusia dilindungi Tuhan dari kegagalan
3. Dua orang generasi tertua diyakini menjadi perantara leluhur untuk menjelma dan berkomunikasi dengan generasi saat ini
4. Ritual ini dilakukan di atas bukit yang cukup tinggi di yang ada di Desa Sihaporas, Pematang Sidamanik, Simalungun
5. Sebelum leluhur ini masuk daerah Sihaporas sudah ada pesan yaitu harus melaksanakan ritual
6. Pantangan sebelum ritual ini cukup banyak, salah satunya tidak bisa mengonsumsi daging tidak halal, selama tiga hari berdiam diri atau tidak beraktivitas ke ladang, tiga hari juga tidak bisa ke hutan.
7. Setelah ritual, selama tiga hari berdiam diri atau tidak beraktivitas ke ladang
8. Puncak ritualnya adalah Patarias Debata yang artinya memuliakan Tuhan
9. Dua perantara menjelmanya leluhur wajib diberi pakaian kerajaan atau kehormatan. Berupa ulos, pengikat kepala, baju, gelang, kalung, makan sirih dan lainnya
10. Semua sajian ritual disusun pada satu altar yang terbuat dari pepohonan yang mengeluarkan tangkai terbaik dan segar
