Antisipasi Teror Jelang Misa Natal, Tim Penjinak Bom Sisir Gereja

Medan, IDN Times - Malam ini umat Kristiani akan menggelar ibadah malam Natal di Gereja, Selasa (23/12) malam. Sejumlah persiapan dilakukan pihak gereja untuk menyambut para jemaat.
Di Kota Medan, pengamanan diperketat. Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Brimob Polda Sumatera Utara menyisir sejumlah gereja. Mereka memeriksa setiap sudut untuk memastikan keamanan gereja.
1. Dari ruang ibadah hingga toilet disterilisasi

Tim Jibom tampaknya tidak mau kecolongan. Personel memeriksa setiap sudut-sudut gereja yang dianggap rawan.
Di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Sudirman, petugas melakukan penyisiran di aula ibadah. Bahkan pemeriksaan dilakukan ke sejumlah ruangan hingga toilet. Para petugas berbaju hitam itu melakukan pemeriksaan dengan sejumlah alat-alat canggih.
“Dalam rangka menyambut malam natal, kita melakukan sterilisasi di gereja-gereja di Kota Medan,” kata Kasubden Jibom Gegana Brimob Polda Sumatera Utara AKP Daud Pelawi.
2. Ada 21 gereja yang disterilisasi di Medan

Kata Daud, pemeriksaan dilakukan terhadap 21 gereja di Kota Medan. Pun begitu, pihaknya sudah bersiaga untuk melakukan pengamanan malam Natal. “Ada tiga tim untuk mem-backup pengamanan,” ungkapnya.
3. Petugas terus bekerja deteksi potensi aksi teror

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin Siregar mengatakan jika pihaknya terus melakukan deteksi dini untuk pencegahan aksi teroris. Untuk pengamanan gereja, tidak ada prioritas untuk gereja tertentu.
“Semua kita perlakukan sama, mendapat pengamanan yang sama,” ungkapMartuani.
Sebeumnya dia juga mengingatkan agar anggotanya selalu waspada terhadap segala bentuk ancaman. Perwira tinggi lulusan Akpol 1987, itu juga mengingatkan personel yang terlibat dalam operasi untuk tidak mengutak-atik benda-benda yang berbahaya dan mencurigakan. Dia menyarankan agar menyerahkannya kepada Tim Gegana dari Detasemen Brimob ataupun Kodam EOD untuk penanganannya.
"Pengalaman kita, karena tidak ditangani secara profesional justru mengakibatkan jatuhnya korban terhadap sumberdaya manusia yang mengutak-atik," ucapnya.
"Untuk daerah-daerah terpencil, anggota harus menggunakan body sistem, saling melindungi antara satu dan yang lain," sambungnya.
Pihaknya juga sudah menyiagakan 103 pos pengamanan dan 38 pos pelayanan di sejumlah daerah di Sumut. Tujuannya, dengan hadirnya seluruh personel di setiap pos bisa memberi jaminan rasa aman tersebut.















