Mau Puasa Nih, Ini 5 Takjil yang Paling Dicari Warga Medan

Takjil pertama yang paling kamu kangenin di bulan ramadan pasti bubur pedas. Bubur pedas ini biasanya bisa kamu temukan di Masjid Raya Al-Mashun. Masjid tersebut biasanya akan menghidangkan bubur pedas secara gratis setiap bulan ramadan sebagai menu iftar.

Bubur pedas ini biasanya disajikan dengan potongan labu kuning dan anyang. Anyang terbuat dari daun pakis muda dan parutan kelapa yang ditumis menggunakan bawang dan cabai.

Mie gomak yang terbuat dari mi lidi ini biasanya dimasak dengan tumisan sayur dan bawang lalu di tumis. Dan sering pula mi ini ditemani dengan kuah kacang. Takjil yang satu ini masih banyak di jual di pinggir jalan, dan paling banyak dijual saat ramadan. 

Setiap orang pasti kangen dengan gurihnya kuah kari dari makanan ini. Tepung terigu yang diadon encer kemudian dimasak di atas wajan panas menjadikan makanan ini khas, hanya di Kota Medan.

Buat anak rantau yang pengin banget makan roti jala di perantauan, dijamin pasti kangen dengan makanan yang satu ini. Sebab makanan ini cukup sulit ditemukan di daerah lain. Kalaupun ada, tentu saja rasanya berbeda. Beda tangan yang racik dan beda ras yang didapatkan. So, anak rantau yuk pulang ke Medan!

Nah, kalau makanan yang satu ini tak perlu dipertanyakan lagi keberadaannya. Tentu saja di bulan ramadan makanan ini yang paling dicari. Setiap tempat yang menjual makanan ini pasti akan cepat kehabisan stok. Kenapa? Karena setiap orang akan mencari gorengan terlebih dahulu. Rasanya, gak afdal kalau buka puasa belum makan gorengan. Benar gak sih?

Duh, memang makanan pedas tak akan menjadi pilihan nomor dua untuk berbuka puasa. Padahal, kita dianjurkan untuk menikmati makanan yang manis kan? Tapi di bulan ramadan, kebanyakan orang akan menyantap makanan pedas untuk santapan pertamanya. Kepuasan dan kenikmatan orang tentu berbeda-beda ya. Untuk sate kerang ini merupakan takjil yang paling cepat ludes di jajanan ramadan.